Thursday, March 31, 2011

BAB 7 MANUSIA DAN KEADILAN

A.       Pengertian Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu banyak terlalu sedikit. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan kata lain keadilan adalah keadaan dimana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan menjalankan apa yang menjadi kewajibannya.
B. Keadilan Sosial
     Berbicara tentang keadilan kita akan ingat dasar Negara kita yaitu Pancasila sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” hal ini mengandung pengertian tidak ada kemiskinan dalam  Indonesia merdeka. Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila kelima Pancasila menulis bahwa keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.
     C. Berbagai Macam Keadlian
1.       Keadilan legal atau keadilan moral
2.       Keadilan Distributive
3.       Keadilan Komutatif
    D. Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan oleh seseorang sesuai dengan hati nuraninya dan apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Jujur juga berarti hati seseorang bersih dari perbuatan yang dilarang oleh agama. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan,artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang jujur akan lebih baik daripada orang pandai tapi pendusta. Barang siapa yang tidak dapat dipercaya tutur katanya maka dia termasuk kedalam golongan munafik. Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya kesamaan hak dan kewajiban. Serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
  E. Kecurangan
     Kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani. Orang yang sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan atau materi. Bagi orang yang berbuat curang akan mendatangkan kesenangan bagi dirinya meskipun orang lain menderita.
Ada banyak faktor mengapa banyak orang yang melakukan kecurangan diantaranya :
  1. Faktor Ekonomi
  2. Faktor Kebudayaan
  3. Faktor Peradaban
  4. Faktor Teknik
    F. Pemulihan Nama Baik
    Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tidak tercemar. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan.
    Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
    a.       Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk bermoral
    b.       Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral. 
    G.PEMBALASAN
          Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang imbang. Sebagai contoh, A memberikan makanan kepada B. Dilain kesempatan B memberikan minuman kepada A. Perbuatan ini merupakan perbuatan serupa dan ini merupakan perbuatan pembalasan.
           Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebalik pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.   

Saturday, March 26, 2011

MAKALAH KEARIFAN BUDAYA DAERAH MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL




BAB I
PENDAHULUAN

Hampir dipastikan sebagian besar orang mengartikan “kebudayaan” sebagian “kesenian”,
meskipun sebenarnya  kita  semua memahami  bahwa  kesenian hanyalah bagian dari
kebudayaan. Hal ini  tentulah karena  kesenian memiliki  bobot besar dalam kebudayaan,
kesenian sarat dengan kandungan nilai-nilai budaya, bahkan menjadi wujud dan ekspresi
yang menonjol dari nilai-nilai budaya. 
Menurut Bapak  Antropologi Indonesia, Koenjtaraningrat, Kebudayaan  atau budaya
berasal dari bahasa Sansekerta  buddayah yaitu bentuk jamak dari buddhi  yang artinya budi
atau akal. Oleh karena itu, kebudayaan dalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J.J Honigmann tentang wujud kebudayaan
kedalam tiga  wujud, yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan artefak atau
benda-benda.
Pengertian diatas  bila  dikaitkan dengan  perkembangan kebudayaan modern kita  patut
bertanya dimanakah peranan kebudayaan Indonesia? Apa kebudayaan Indonesia itu? Unsur
apa  yang  mempengaruhinya?  Ini menjadi pertanyaan yang  mesti  dicarikan semua akar
jawabannya. Jangan sampai Indonesia menjadi bangsa  yang  tidak punya  identitas jati diri
bangsa di era globalisasi saat in.
Memang harus diakui bahwa ancamanan globalisasi tak bisa dihindari. Ketahanan budaya
ini tentu harus selalu kita artikan secara dinamis, di mana unsur-unsur kebudayaan dari luar
ikut  memperkokoh unsur-unsur kebudayaan lokal. Untuk itu, perlu kita  kemukakan bahwa
proses globalisasi, yang  dikatakan dapat mempertajam “clash of civilizations”, dan –
meminjam istilah Samuel Huntington – juga dapat mengakibatkan perusakan berat terhadap
peradaban, kemasyarakatan dan kesadaran etnis (exacerbation of civilizational, societal and
ethnic  self-consciousness), tidak perlu mengakibatkan pelumpuhan  yang  memarginalisasi
eksistensi bangsa  ini, selama  kita  memiliki  ketahanan  budaya  yang tangguh. Dalam
pengertian ini, jelas bahwa bila kita bicara  mengenai ketahanan budaya, pada dasarnya kita
berbicara pula mengenai pelestariannya dan pengembangannya secara dinamis dengan upaya-
upaya yang lebih khusus. 

2.   Tujuan
Keberagaman budaya  yang sangat khas dari setiap daerah di Indonesia menarik banyak
perhatian masyarakat untuk mengetahui dan mempelajarinya lebih dalam. Makalah ini dibuat
bertujuan membantu  memberikan informasi serta  pengetahuan  akan  pentingnya  peranan
budaya local sebagai salah satu alat memperkokoh budaya bangsa.
Dalam memperkokoh suatu ketahanan budaya  bangsa  Indonesia ini  kita mempunyai
tujuan yaitu untuk mewujudkan pembangunan masyarakat agar dapat berjalan dengan lancar
Mempelajari budaya  lokal bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang  budaya  lokal
yang  dimiliki  negara  dengan budaya  lokal, kekuatan, kelemahan, peluang, serta  tantangan
yang dihadapi dalam mempertahankan peran budaya lokal. Adapun perbedaan yang ada dapat
teratasi, yaitu apabila  seseorang  mengusahakan agar perbedaan  itu tetap dapat
mempersatukan kita dalam kesatuan yang indah.
Adapun tujuan lain dalam memperkokoh suatu ketahanan budaya bangsa Indonesia bagi
masyarakat yaitu untuk menambah rasa kecintaan budaya tanah leluhur kita terhadap bangsa
Indonesia demi  tercapainya  suatu perjuangan  kepentingan bangsanya  menjunjung  tinggi
persatuan dan kesatuan berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan memajukan pergaulan
untuk meningkatkan persatuan bangsa  dan Negara  Kesatuan Republik Indonesia, sehingga
kita  sebagai masyarakat Indonesia menjadi lebih bangga  apabila  semua  yang  berhubungan
dengan dilestarikannya budaya tersebut akan terwujud.


3.   Sasaran
Pakem-pakem kesenian (lokal dan nasional) perlu tetap dilanggengkan, karena  berakar
dalam budaya  masyarakat. Melalui  dekomposisi  dan rekonstruksi, rekoreografi, renovasi,
revitalisasi, refungsionalisasi, disertai improvisasi dengan aneka  hiasan, sentuhan-sentuhan
nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang  apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif
terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya seni. Di sinilah awal dari kesenian daerah
menjadi kekayaan budaya dan “modal sosial-kultural” masyarakat.
Mencerdaskan kehidupan bangsa bukanlah makna yang berdasarkan pada konsepsi iptek
atau pun konsepsi biologi-genetika, melainkan merupakan suatu konsepsi budaya. Dengan
demikian “mencerdaskan kehidupan bangsa”  merupakan upaya  untuk meningkatkan
kekayaan batin, meningkatkan kadar budaya bangsa, kadar kemadanian, sebagai suatu proses
humanisasi mencapai keadiluhungan  yang mengungguli  basic  instincts, untuk mengangkat
harkat dan derajat insani dari bangsa kita.



BAB II
PERMASALAHAN


Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang kebudayaan, antara lain :
-   Munculnya  gejala krisis jati diri dan karakter bangsa  yang disebabkan oleh dampak
negative  globalisasi  dan kemajuan  teknologi komunikasi dan informasi yang
membuka peluang terjadinya interaksi budaya antarbangsa.
-   Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap upaya pelestarian nilai budaya dan
kearifan lokal yang disebabkan, antara lain, oleh :
a. semakin terbatasnya ruang atau tempat penyaluran aspirasi kreativitas seni budaya
masyarakat; dan 
b. kurangnya apresiasi dan rasa cinta terhadap budaya dan produk dalam negeri.
      -   Masih rendahnya apresiasi, pemahaman, komitmen, dan kesadaran tentang kekayaan
budaya  dengan berbagai kandungan  nilai-nilai luhurnya  yang  mengakibatkan
terjadinya:
a. pencurian, penyelundupan, dan perusakan benda cagar budaya; 
b. pembajakan terhadap berbagai kekayaan budaya dan kekayaan intelektual; dan 
c. terbatasnya pengelolaan kekayaan budaya oleh pemerintah daerah, karena
terbatasnya kemampuan keuangan maupun kemampuan manajerial. 
-   Belum optimalnya sumber daya di bidang kebudayaan, baik dari sisi kualitas maupun 
kuantitas.


1.   Kekuatan (Strength)
Bertolak dari pernyataan tersebut dapatlah dikemukakan bahawa  pembangunan kesenian
daerah (tradisonal) adalah pembangunan nilai-nilai seni dan apresiasi seni demi
meningkatkan kemartabatan seniman dan masyarakat, sekaligus juga  meningkatkan mutu
seni dan apresiasi terhadap kesenian. 
Dengan demikian, dalam pembangunan  nasional, kesenian sebagai bagian dari kebudayaan
nasional memperoleh maknanya  dalam kaitan dengan pemahaman dan apresiasi nilai-nilai
kultural. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka pembangunan
nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya  pengembangan  kesenian yang  mampu
melahirkan “nilai-tambah kultural”. 
Seumpama  kesenian dapat dianalogkan  dengan  ekonomi  misalnya, maka  pembangunan
ekonomi yang bermakna sebagai upaya untuk meningkatkan “nilai-tambah ekonomi”, maka
pembangunan kesenian dan kebudayaan akan bermakna sebagai upaya meningkatkan “nilai-
tambah kultural”. 
Nilai tambah kultural pada dasarnya juga memuat makna nilai-tambah kemartabatan, nilai-
tambah kebanggaan, nilai-tambah jatidiri dan nilai-tambah akal-budi serta budi pekerti. Hal
ini erat kaitannya dengan apa yang dicita-citakan oleh kemerdekaan bangsa ini, yaitu cita-cita
untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
a.   Kekhasan budaya Indonesia
Indonesia memiliki kebudyaaan yang menarik, yang bisa memikat seluruh masyarakat
sekitar. Seperti contohnya:
1. Rumah-Rumah adat
2. Tarian
3. Lagu
4. Musik
5. Alat musik
6. Gambar
7. Patung
8. Pakaian
9. Suara
10.Sastra/ tulisan
11.Makanan
12.Kebudayaan Modern Khas Indonesia
Kebudayaan Ini  memiliki  ciri khas masing-masing. Banyak  turis-turis  mancanegara
yang ingin mempelajari lebih dalam budaya  Indonesia, sebagai warga  negara
Indonesia asli  harus selalu mencintai, tetap menjaga  dan  melestarikan budaya
Indonesia dan jangan sampai budaya  kita  di curi oleh negara  lain. Kita juga  harus
menjadikan budaya-budaya  yang  ada  di Indonesia menjadi ciri khas negara  kita,
Indonesia.
b.   Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Banyaknya pulau yang terpisahkan oleh lautan menyebabkan perbedaan kondisi alam
yang  membentuk perbedaan budaya  di setiap daerah di Indonesia. Keanekaragaman
ini tentunya menjadi kebanggan dan identitas dari Negara Indonesia.
c.   Keberagaman budaya menjadi Devisa
Keberagaman budaya  di  Indonesia menjadi identitas dikenalnya  nama Indonesia di
mancanegara. Kekhasan budaya Indonesia banyak menarik perhatian wisatawan dari
berbagai belahan dunia untuk datang langsung dan mempelajari lebih dalam mengenai
budaya – budaya di Indonesia. Seperti pengembangan museum dan cagar budaya.
Tentunya hal ini menjadi sumber devisa bagi Negara di bidang pariswisata.
d.   Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa.
Kesatuan budaya  lokal  yang dimiliki  Indonesia  merupakan budaya  bangsa  yang
mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta
diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.


2.   Kelemahan (Weakness)
a.   Krisis Identitas
Identitas berarti jati diri yang berarti pengenalan terhadap seseorang yang termasuk ke
dalam golongan yang  dilakukan karena  cirri-ciri serta  menandainya  sehingga  dia
dapat digolongkan kepada  kelompok tersebut.  Indonesia terdiri dari batas-batas
wilayah, suku, etnis, ras, serta  agama. Identitas seseorang  akan tergerus dengan
semakin mudahnya  penyebaran manusia  (diaspora) ke  berbagai pelosok dunia dan
menciptakan proses asimilasi dan akulturasi budaya yang menghilangkan kebudayaan
setempat.
b.   Kurangnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting  agar tidak terjadi salah pahaman
tentang budaya  yang dianut. Minimnya  komunikasi budaya  ini  sering menimbulkan
perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
c.   Kurangnya kesadaran masyarakat 
Kesadaran masyarakat untuk menjaga  budaya  lokal sekarang  ini  masih terbilang
minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini  bukan berarti budaya  lokal tidak sesuai dengan
perkembangan zaman, tetapi banyak budaya  asing  yang  tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Budaya  lokal juga  dapat  di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih
tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.


3.   Peluang (Opportunity)
Lalu bagaimana  peranan kesenian tradisonal dalam konsep ketahanan budaya?  Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, kiranya  perlu beberapa  anternatif langkah.      Pertama, perlu
mengidentifikasi kesenian-kesenian tradisonal tertentu yang  dominan  dan sinambung
(viable), yang  memiliki peluang  untuk dikembangkan dan diperkaya, serta  dapat menarik
munculnya  daya  apresiasi masyarakat.         Kedua,  kesenian-kesenian tradisional terpilih
diartikulasikan sesuai dengan tuntutan perkembangan sosial, sehingga mudah beradaptasi dan
mendorong  kepekaan  umum  terhadap  nilai-nilai keanggunan seni.          Ketiga,  mendorong
dinamika seni menjadi kreasi dan santapan segar untuk kelengkapan kehidupan sehari-hari,
menjadikannya semacam way of life.
a.   Indonesia dipandang dunia Internasional karena keberagaman  dan  kekuatan
budayanya
Keberagaman budaya  yang dimiliki oleh Indonesia harus dijaga dengan baik karena
akan dapat mempertahankan  identitas Indonesia  di mata  dunia. Banyak  masyarakat
dunia mengenal Indonesia sebagai Negara dengan kekhasan dan keberagaman budaya
yang dimilikinya.
b.   Budaya bangsa memperkokoh rasa persatuan
Usaha  masyarakat dalam mempertahankan budaya  lokal agar dapat memperkokoh
budaya  bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena  adanya  saling
menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang
kokoh.
c.   Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas  Ilmu Budaya  Universitas Lancang  Kuning, Riau,
Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi
kebangkitan etnik dan  kudaya  lokal Indonesia. Dua  pilar yang  mendukung
pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
d.   Kemajuan Pariwisata
Budaya  lokal Indonesia  sering  kali  menarik perhatian para  turis mancanegara. Ini
dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi
hal ini  juga  harus diwaspadai karena  banyaknya  aksi pembajakan budaya  yang
mungkin terjadi.

Setelah mengetahui bahwa terjadi akulturasi dan perubahan sehingga terbentuk kebudayaan
Indonesia, maka  perlu  dipikirkan bagaimana  pengembangannya  pada  masa  kini  dan
mendatang. 
Dalam hal budaya  materi memang  harus dilakukan pengembangan-pengembangan sesuai
dengan kemajuan tekhnologi, supaya  tidak terjadi stagnasi,  tetapi tanpa  meninggalkan
kearifan-kearifan yang sudah dihasilkan.


4.   Hambatan (Threats)
Studi kasus bangsa Indonesia misalnya, selama ini ia sedang berusaha memelihara eksistensi
dan soliditas sosialnya untuk tidak kehilangan kesadaran diri, tidak kehilangan jatidiri, harga
diri, atau pun sejarah peradabannya. Eksistensi dan soliditas bangsa ini akan terjaga dengan
baik jika  pembangunan dan pengembangan seni  memperkukuh kesadaran diri dan jati  diri
kita sebagai bangsa yang anggun dan beradab.
a.   Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara
untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam
dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah
b.   Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang  banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan  teknologi
ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal.
Misalnya, sistem sasi (sistem asli  masyarakat dalam mengelola  sumber  daya
kelautan/daratan)  dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata  cara
sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya,  namun hal ini  mulai tidak di
lupakan oleh masyarakatnya.
c.   Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga.
Dalam hal ini, peran budaya  lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah
perkembangan zaman.












7

BAB 6 MANUSIA DAN PENDERITAAN

 
A.   Pengertian
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
B.   Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat  siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya:
·         Kebimbangan
·         Kesepian
·         Ketakutan
 
Sebab seseorang merasa ketakutan ;
  1. Claustrophobia : takut terhadap ruangan tertutup;
  2. Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka;
  3. Gamang : takut berada di tempat ketinggian;
  4. Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap;
  5. Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit;
  6. Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan.
C. Kekalutana Mental
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat  ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yangbersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan seseorang mengalami kekalutan mental :
  • Nampak pada jasmani
  • Nampak pada kejiwaan
Tahapan-tahapan gangguan kejiwaan adalah :
  1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan Si Penderita baik jasmi maupun rohani;
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif;
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown).
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
a. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna;
b. Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma, berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi;
c. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah :
  1.  Positif : trauma (luka jiwa), survive dalam hidup;
  2.  Negatif : trauma diperlarutkan atau diperturutkan akhirnya frustasi
Bentuk-bentuk frustrasi ; Agresi , Regresi, fiksasi, Proyeksi, Identifikasi, narsisme, autisme
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
  1. Kota-kota besar
  2. Anak-anak muda usia
  3. Wanita  
  4. Orang yang tidak beragama
  5. Orang-orang yang terlalu mengejar materi

D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.  

E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya  mensejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Tetapi tak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.



F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A)   Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia :
B)   Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan

G. PENGARUH PENDERITAAN
Sikap yang timbul pada orang yang mengalami penderitaan berupa sikap positif ataupun sikap negatif.  Contoh sikap negatif yaitu penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalkan tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan. Sikap positif biasanya kreatif dan tidak mudah menyerah.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.



Wednesday, March 16, 2011

BAB 5 MANUSIA DAN KEINDAHAN

BAB 5
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. KEINDAHAN
a. Apakah Keindahan Itu?
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, elok,
molek, dan sebagainya. Keindahan adalah suatu konsep abstrak yang
tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Perbedaan keindahan menurut luasnya pengertian yaitu:

1. Keindahan dalam arti yang luas. Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni,  keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetis murni, menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda yang diserapnya dengan penglihatan.
b. Nilai estetik
Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan. Nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri. Nilai digolongkan menjadi:
  Nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya;
Nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi     kepentingan benda itu sendiri
c. Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah: dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah: dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
d. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan?
Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan :
1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan manusia
4. Keagungan Tuhan
5. Keindahan Menurut Pandangan Romantik
Dalam buku An Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun kita menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795- 1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beauty is a joy forever its loveliness increases; it will never pass into nothingness (bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ketiadaan).

B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung artinya diam-diam memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu :
1. Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini adalah ‘art is an expression of human feeling’.
Tokoh: Benedeto Croce, Leo Tolstoi
2. Teori Metafisik.
Orang yang menggunakan firasat sebagai dasar merenung. Tokohnya : Plato dan Arthur Schopenhauer (1788-1860)
3. Teori Psikologis.
Penciptaan seni didasarkan pada kejiwaan. Suatu teori lain tentang sumber seni adalah teori permainan (dikembangkan oleh Freedrick Schiller 1757- 1805 dan Herbert Spencer 1820 - 1903) dan teori penandaan.

C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
a. Teori Objektif dan Teori Subjektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan bahwa dalam menciptakan seni ada 2 teori yaitu :
1. Teori objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang benar melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pendukung teori objektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat.
2. Teori subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Pendukung teori subjektif adalah Henry Home, Earlof Shaffesbury dan Edmund Burke.
b. Teori Perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dahulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 SM sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subjektif sifatnya.
Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan.

D. Kontemplasi dan Cipta Seni
Persepsi dan pemahaman terhadap hasil karya seni dan gejala-gejala alami serta kehidupan di dunia ini pada tingkat kebermaknaannya yang tinggi dapat dicapai melalui idealisme dan pemikiran yang tajam dan mendalam, bagi kesempurnaan hidup tata jasmani dan rohani manusia. Gejala-gejala alami yakni alam dengan seluruh isi dan gerakannya yang nampaknya biasa-biasa saja itu sebenarnya mengandung implikasi kelanjutan, akibat-akibat dan kegunaan yang penuh misteri bagi manusia yang selagi hidup menjadi penentu pemecahannya.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
Karya seni tercipta, terkandung dan terlahir karena kontemplasi penghayatannya memerlukan disebabkan dalamnya atau keseluruhannya lebih banyak bersifat simbolik.

E. Permainan
Kita sudah sering mendengar kota “Homo Ludens” atau manusia bermain. Istilah ini tidak dimaksudkan untuk membedakan antara manusia dengan binatang, namun demikian memang permainan ini merupakan suatu kategori seni dari aktivitas manusia.
J. Hulzinga dalam usahanya untuk mempelajari Homo Ludens ini menyatakan beberapa ciri utamanya dari permainan, yakni :
  • Permainan adalah suatu kategori, demikianlah kita tidak bisa berkata bahwa permainan itu buruk atau baik. Indah atau tidak indah. Artinya dibandingkan dengan kegiatan manusia yang lain seperti bekerja.
  • Inti dari sekedar aktivitas biologis, logis ataupun estetis.
  • Sebagai kegiatan manusia bersifat suka rela yang penting adalah kesukacitaan pada waktu melakukannya, ia bukan suatu hal yang biasa, artinya punya kaidah-kaidah sendiriserta ia bersifat non serius.
Semula dikira bahwa permainan hanyalah pada anak-anak saja dan ia terutama berfungsi sebagai latihan untuk menghadapi hidup yang berat untuk melatih otot-ototnya, melatih panca inderanya, melatih inteleknya, kemauannya maupun emosionalnya disamping itu ada pula yang mengatakan bahwa permainan adalah usaha mahasiswa untuk membebaskan diri dari keseharian yang membosankan ia merupakan variasi dari hidupnya.

Sunday, March 13, 2011

BAB 4 MANUSIA DAN CINTA KASIH


BAB 4
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Pengertian cinta adalah rasa sangat suka, saying atau sangat tertarik hatinya. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong sesorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
      Cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki tiga unsur, yaitu :
·         Keterikatan (Cinta Setia)
·         Keintiman (Cinta Saudara)
·         Kemesraan (Cinta Rayuan)
Cinta memiliki tiga tingkatan: tinggi (Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah), menengah (orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat) dan rendah (keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal).
Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji , hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan, bentuknya beraneka ragam
misalnya :
·         Cinta kepada thagut (syetan), selain Allah;
·         orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah;
·         Cinta berdasarkan hawa nafsu;
·         Cinta lebih mengutamakan kecintaan kepada orang tua, anak, istri,  
·         perniagaan dan tempat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar, hanya orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah :
·         Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam
·         kehidupan manusia, karena setiap cinta mengalami berbagai macam rintangan;
·         Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan
·         pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan lingkungan;
·         Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup
·         manusia;
·         Fenomena cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam
·         hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi
·         sesama mahluk menegakkan keamanan, ketentraman dan keselamatan di segala
·         penjuru bumi.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
·         Cinta Diri (QS. Al Adiyat, 100:8, QS. Fushilat, 41:49). 
·         Cinta Kepada Sesama Manusia
·         Cinta Seksual (QS. Ar Rum, 30:21)
·         Cinta Kebapakan (QS. Maryam, 19:4-6, QS. Yusuf 12:84,
·         QS. Hud, 11:45)
·         Cinta Kepada Allah (QS. Al Imran, 3:31)
·         Cinta Kepada Rasul.
C. Kasih Sayang
       Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
·         Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat pasif. Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral, materil dengan sebanyak- banyaknya, dan Si Anak menerima saja.
·         Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat aktif.  Dalam hal ini Si Anak memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, sedangkan orang tuanya tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat Si Anak.
·         Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat pasif. Masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri tanpa saling memperhatikan.
·         Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat aktif. Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya.
D. Kemesraan.
Kemesraan ialah hubungan yan akrab baik antara pria dan wanita yan sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau  kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas  manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan  manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama masing-masing, kepercayaan, kondisi, dan situasi.
F. Belas Kasihan
      Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :
·         Cinta Agape ialah  cinta manusia kepada Tuhan.
·         Cinta Philia ialah cinta kepada ibu, bapak, saudara dan yang ketiga
·         Cinta Amor ialah antara pria dan wanita.
G. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih sering kali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, dalam cinta kasih terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan.