Hampir dipastikan sebagian besar orang mengartikan “kebudayaan” sebagian “kesenian”,
meskipun sebenarnya kita semua memahami bahwa kesenian hanyalah bagian dari
kebudayaan. Hal ini tentulah karena kesenian memiliki bobot besar dalam kebudayaan,
kesenian sarat dengan kandungan nilai-nilai budaya, bahkan menjadi wujud dan ekspresi
yang menonjol dari nilai-nilai budaya.
Menurut Bapak Antropologi Indonesia, Koenjtaraningrat, Kebudayaan atau budaya
berasal dari bahasa Sansekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang artinya budi
atau akal. Oleh karena itu, kebudayaan dalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J.J Honigmann tentang wujud kebudayaan
kedalam tiga wujud, yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan artefak atau
benda-benda.
Pengertian diatas bila dikaitkan dengan perkembangan kebudayaan modern kita patut
bertanya dimanakah peranan kebudayaan Indonesia? Apa kebudayaan Indonesia itu? Unsur
apa yang mempengaruhinya? Ini menjadi pertanyaan yang mesti dicarikan semua akar
jawabannya. Jangan sampai Indonesia menjadi bangsa yang tidak punya identitas jati diri
bangsa di era globalisasi saat in.
Memang harus diakui bahwa ancamanan globalisasi tak bisa dihindari. Ketahanan budaya
ini tentu harus selalu kita artikan secara dinamis, di mana unsur-unsur kebudayaan dari luar
ikut memperkokoh unsur-unsur kebudayaan lokal. Untuk itu, perlu kita kemukakan bahwa
proses globalisasi, yang dikatakan dapat mempertajam “clash of civilizations”, dan –
meminjam istilah Samuel Huntington – juga dapat mengakibatkan perusakan berat terhadap
peradaban, kemasyarakatan dan kesadaran etnis (exacerbation of civilizational, societal and
ethnic self-consciousness), tidak perlu mengakibatkan pelumpuhan yang memarginalisasi
eksistensi bangsa ini, selama kita memiliki ketahanan budaya yang tangguh. Dalam
pengertian ini, jelas bahwa bila kita bicara mengenai ketahanan budaya, pada dasarnya kita
berbicara pula mengenai pelestariannya dan pengembangannya secara dinamis dengan upaya-
upaya yang lebih khusus.
2. Tujuan
Keberagaman budaya yang sangat khas dari setiap daerah di Indonesia menarik banyak
perhatian masyarakat untuk mengetahui dan mempelajarinya lebih dalam. Makalah ini dibuat
bertujuan membantu memberikan informasi serta pengetahuan akan pentingnya peranan
budaya local sebagai salah satu alat memperkokoh budaya bangsa.
Dalam memperkokoh suatu ketahanan budaya bangsa Indonesia ini kita mempunyai
tujuan yaitu untuk mewujudkan pembangunan masyarakat agar dapat berjalan dengan lancar
Mempelajari budaya lokal bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang budaya lokal
yang dimiliki negara dengan budaya lokal, kekuatan, kelemahan, peluang, serta tantangan
yang dihadapi dalam mempertahankan peran budaya lokal. Adapun perbedaan yang ada dapat
teratasi, yaitu apabila seseorang mengusahakan agar perbedaan itu tetap dapat
mempersatukan kita dalam kesatuan yang indah.
Adapun tujuan lain dalam memperkokoh suatu ketahanan budaya bangsa Indonesia bagi
masyarakat yaitu untuk menambah rasa kecintaan budaya tanah leluhur kita terhadap bangsa
Indonesia demi tercapainya suatu perjuangan kepentingan bangsanya menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan memajukan pergaulan
untuk meningkatkan persatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga
kita sebagai masyarakat Indonesia menjadi lebih bangga apabila semua yang berhubungan
dengan dilestarikannya budaya tersebut akan terwujud.
3. Sasaran
Pakem-pakem kesenian (lokal dan nasional) perlu tetap dilanggengkan, karena berakar
dalam budaya masyarakat. Melalui dekomposisi dan rekonstruksi, rekoreografi, renovasi,
revitalisasi, refungsionalisasi, disertai improvisasi dengan aneka hiasan, sentuhan-sentuhan
nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif
terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya seni. Di sinilah awal dari kesenian daerah
menjadi kekayaan budaya dan “modal sosial-kultural” masyarakat.
Mencerdaskan kehidupan bangsa bukanlah makna yang berdasarkan pada konsepsi iptek
atau pun konsepsi biologi-genetika, melainkan merupakan suatu konsepsi budaya. Dengan
demikian “mencerdaskan kehidupan bangsa” merupakan upaya untuk meningkatkan
kekayaan batin, meningkatkan kadar budaya bangsa, kadar kemadanian, sebagai suatu proses
humanisasi mencapai keadiluhungan yang mengungguli basic instincts, untuk mengangkat
harkat dan derajat insani dari bangsa kita.
BAB II
PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang kebudayaan, antara lain :
- Munculnya gejala krisis jati diri dan karakter bangsa yang disebabkan oleh dampak
negative globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang
membuka peluang terjadinya interaksi budaya antarbangsa.
- Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap upaya pelestarian nilai budaya dan
kearifan lokal yang disebabkan, antara lain, oleh :
a. semakin terbatasnya ruang atau tempat penyaluran aspirasi kreativitas seni budaya
masyarakat; dan
b. kurangnya apresiasi dan rasa cinta terhadap budaya dan produk dalam negeri.
- Masih rendahnya apresiasi, pemahaman, komitmen, dan kesadaran tentang kekayaan
budaya dengan berbagai kandungan nilai-nilai luhurnya yang mengakibatkan
terjadinya:
a. pencurian, penyelundupan, dan perusakan benda cagar budaya;
b. pembajakan terhadap berbagai kekayaan budaya dan kekayaan intelektual; dan
c. terbatasnya pengelolaan kekayaan budaya oleh pemerintah daerah, karena
terbatasnya kemampuan keuangan maupun kemampuan manajerial.
- Belum optimalnya sumber daya di bidang kebudayaan, baik dari sisi kualitas maupun
kuantitas.
1. Kekuatan (Strength)
Bertolak dari pernyataan tersebut dapatlah dikemukakan bahawa pembangunan kesenian
daerah (tradisonal) adalah pembangunan nilai-nilai seni dan apresiasi seni demi
meningkatkan kemartabatan seniman dan masyarakat, sekaligus juga meningkatkan mutu
seni dan apresiasi terhadap kesenian.
Dengan demikian, dalam pembangunan nasional, kesenian sebagai bagian dari kebudayaan
nasional memperoleh maknanya dalam kaitan dengan pemahaman dan apresiasi nilai-nilai
kultural. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka pembangunan
nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian yang mampu
melahirkan “nilai-tambah kultural”.
Seumpama kesenian dapat dianalogkan dengan ekonomi misalnya, maka pembangunan
ekonomi yang bermakna sebagai upaya untuk meningkatkan “nilai-tambah ekonomi”, maka
pembangunan kesenian dan kebudayaan akan bermakna sebagai upaya meningkatkan “nilai-
tambah kultural”.
Nilai tambah kultural pada dasarnya juga memuat makna nilai-tambah kemartabatan, nilai-
tambah kebanggaan, nilai-tambah jatidiri dan nilai-tambah akal-budi serta budi pekerti. Hal
ini erat kaitannya dengan apa yang dicita-citakan oleh kemerdekaan bangsa ini, yaitu cita-cita
untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
a. Kekhasan budaya Indonesia
Indonesia memiliki kebudyaaan yang menarik, yang bisa memikat seluruh masyarakat
sekitar. Seperti contohnya:
1. Rumah-Rumah adat
2. Tarian
3. Lagu
4. Musik
5. Alat musik
6. Gambar
7. Patung
8. Pakaian
9. Suara
10.Sastra/ tulisan
11.Makanan
12.Kebudayaan Modern Khas Indonesia
Kebudayaan Ini memiliki ciri khas masing-masing. Banyak turis-turis mancanegara
yang ingin mempelajari lebih dalam budaya Indonesia, sebagai warga negara
Indonesia asli harus selalu mencintai, tetap menjaga dan melestarikan budaya
Indonesia dan jangan sampai budaya kita di curi oleh negara lain. Kita juga harus
menjadikan budaya-budaya yang ada di Indonesia menjadi ciri khas negara kita,
Indonesia.
b. Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Banyaknya pulau yang terpisahkan oleh lautan menyebabkan perbedaan kondisi alam
yang membentuk perbedaan budaya di setiap daerah di Indonesia. Keanekaragaman
ini tentunya menjadi kebanggan dan identitas dari Negara Indonesia.
c. Keberagaman budaya menjadi Devisa
Keberagaman budaya di Indonesia menjadi identitas dikenalnya nama Indonesia di
mancanegara. Kekhasan budaya Indonesia banyak menarik perhatian wisatawan dari
berbagai belahan dunia untuk datang langsung dan mempelajari lebih dalam mengenai
budaya – budaya di Indonesia. Seperti pengembangan museum dan cagar budaya.
Tentunya hal ini menjadi sumber devisa bagi Negara di bidang pariswisata.
d. Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa.
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang
mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta
diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Krisis Identitas
Identitas berarti jati diri yang berarti pengenalan terhadap seseorang yang termasuk ke
dalam golongan yang dilakukan karena cirri-ciri serta menandainya sehingga dia
dapat digolongkan kepada kelompok tersebut. Indonesia terdiri dari batas-batas
wilayah, suku, etnis, ras, serta agama. Identitas seseorang akan tergerus dengan
semakin mudahnya penyebaran manusia (diaspora) ke berbagai pelosok dunia dan
menciptakan proses asimilasi dan akulturasi budaya yang menghilangkan kebudayaan
setempat.
b. Kurangnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman
tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan
perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
c. Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang
minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan
perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih
tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
3. Peluang (Opportunity)
Lalu bagaimana peranan kesenian tradisonal dalam konsep ketahanan budaya? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, kiranya perlu beberapa anternatif langkah. Pertama, perlu
mengidentifikasi kesenian-kesenian tradisonal tertentu yang dominan dan sinambung
(viable), yang memiliki peluang untuk dikembangkan dan diperkaya, serta dapat menarik
munculnya daya apresiasi masyarakat. Kedua, kesenian-kesenian tradisional terpilih
diartikulasikan sesuai dengan tuntutan perkembangan sosial, sehingga mudah beradaptasi dan
mendorong kepekaan umum terhadap nilai-nilai keanggunan seni. Ketiga, mendorong
dinamika seni menjadi kreasi dan santapan segar untuk kelengkapan kehidupan sehari-hari,
menjadikannya semacam way of life.
a. Indonesia dipandang dunia Internasional karena keberagaman dan kekuatan
budayanya
Keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia harus dijaga dengan baik karena
akan dapat mempertahankan identitas Indonesia di mata dunia. Banyak masyarakat
dunia mengenal Indonesia sebagai Negara dengan kekhasan dan keberagaman budaya
yang dimilikinya.
b. Budaya bangsa memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh
budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling
menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang
kokoh.
c. Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau,
Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi
kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung
pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
d. Kemajuan Pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini
dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi
hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang
mungkin terjadi.
Setelah mengetahui bahwa terjadi akulturasi dan perubahan sehingga terbentuk kebudayaan
Indonesia, maka perlu dipikirkan bagaimana pengembangannya pada masa kini dan
mendatang.
Dalam hal budaya materi memang harus dilakukan pengembangan-pengembangan sesuai
dengan kemajuan tekhnologi, supaya tidak terjadi stagnasi, tetapi tanpa meninggalkan
kearifan-kearifan yang sudah dihasilkan.
4. Hambatan (Threats)
Studi kasus bangsa Indonesia misalnya, selama ini ia sedang berusaha memelihara eksistensi
dan soliditas sosialnya untuk tidak kehilangan kesadaran diri, tidak kehilangan jatidiri, harga
diri, atau pun sejarah peradabannya. Eksistensi dan soliditas bangsa ini akan terjaga dengan
baik jika pembangunan dan pengembangan seni memperkukuh kesadaran diri dan jati diri
kita sebagai bangsa yang anggun dan beradab.
a. Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara
untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam
dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah
b. Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi
ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal.
Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya
kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara
sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di
lupakan oleh masyarakatnya.
c. Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga.
Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah
perkembangan zaman.
7